KHUTBAH JUMAT: AGAR PUASA TIDAK SIA-SIA oleh Nurhadi, S.Sos.I, M.H.

  الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.  فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: ا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 Jama’ah Sholat Jumat Rohimakumullah..

Mari kita selalu beryukur atas nikmat, karunia dan hidayah Allah serta senantiasa bersholawat atas junjungan kita Nabiyullah Muhammad saw. Di kesempatan ibadah jumat ini juga mari sama-sama kita meningatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala laranga-Nya.

 Sidang jum’ah rohimakumullah

Waktu terus berjalan, pergantian siang dan malam menghantarkan kita hari demi hari, hingga tanpa terasa hari pun berganti pekan, pekan berganti bulan dan terus berjalan tanpa henti dan akhirnaya perjalanan itu pun menghantarkan kita sampai pada bulan yang mulia. Bulan yang harapkan kehadirannya oleh ummat muslim sedunia dimanapun ia berada yakni Bulan Suci Ramadhan 1446 H.

مَرْحَبًا بِالمُطَهِّرْ

“Selamat datang, wahai orang yang menyucikan.”

Inilah kalimat yang sering Rasulullah SAW ucapkan bila datang bulan Ramadhan. Para sahabat bertanya, “Siapakah orang yang menyucikan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menyucikan itu adalah bulan Ramadhan, dia menyucikan kita dari dosa dan maksiat.”

Ma’ashiralmuslimin Rahimakumullah

Hari ini kita telah berada di hari ke 7 di bulan Ramadhan tahun ini.

Rasulullah SAW juga berkhutbah dalam menyambut awal bulan suci Ramadhan. Isi khutbah Rasulullah dalam menyambut bulan Ramadhan dinataranya.

“Wahai manusia, bulan yang mulia dan penuh berkah datang menaungi kalian. suatu bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Pada bulan itu, Allah menetapkan puasa sebagai kewajiban dan Qiyamullail sebagai kesunnahan. Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu perbuatan baik, dia bagaikan melakukan kewajiban di bulan lainnya. Barang siapa yang melakukan kewajiban pada bulan ini, maka dia sama dengan orang yang melakukan tujuh puluh kewajiban dibulan lainnya.

Ramadhan adalah bulan kesabaran, sementara pahala kesabaran adalah surga, dia merupakan bulan kedermawanan dan bulan bertambahnya rezeqi orang mukmin. Barang siapa memberikan makanan kepada orang yang berpuasa pada bulan ini, berarti itu pengampunan terhadap dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari neraka. Selain itu, ia juga memperolah pahala yang sama dengan orang yang berpuasa, tanpa berkurang sedikit pun.”

Jama’ah Sholat Jumat Rohimakumullah..

Dari khutbah Rasulullah SAW di atas, sudah sangat jelas tergambarkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia. Bulan yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan.

Derajat taqwa yang merupakan derajat tertinggi di hadapan Allah Ta’ala akan Allah berikan kepada orang-orang yang beriman yang menjalankan perintah Allah yakni ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Perintah puasa di bulan yang suci ini telah Allah jelaskan melalui firman-Nya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. al. Baqarah : 183)

Dalam redaksi tersebut, secara jelas menerangkan tentang puasa yang secara hukum Islam wajib dikerjakan oleh setiap umat yang beriman, sekaligus Allah menerangkan tujuan di wajibkannya puasa Ramadhan itu sendiri, yaitu untuk mendapatkan derajat taqwa. Sehingga saat ini seluruh umat islam yang merasa terpanggil kemudian melaksanakan ibadah puasa untuk mendapat derajat taqwa itu.

Hadirin Rahimakumullah

Lalu pertaannya, apakah setiap orang atau semua orang yang berpuasa itu lantas akan mendapatkan derajat taqwa? Jawabnya adalah “belum tentu”.

Mengapa? Karena Rasulullah Muhammad saw pernah bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah )

Dalam redaksi hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad berbunyi

  كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ  

 Artinya: “Banyak orang yang berpuasa, namun ia tak mendapatkan apa pun dari puasanya selain rasa lapar saja.” (HR Imam Ahmad)

Hal tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah Ta’ala haramkan, ia seakan menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari lapar dan haus saja. Di dalam hadits lain disebutkan:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّٰهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.” (HR. Al-Bukhari no.1804)

Hadirin Rahimakumullah

Tujuh hari kita telah berpusa. Oleh karena itu, agar puasa kita tidak sia-sia maka ada 4 hal yang harus kita jaga;

Pertama Ikhlash; dalam melaksanakan ibdah kepada Allah harus ikhlas semata-mata karena Allah dan mengharap ridha dari Allah.

Rasululah SAW bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

"Amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa setiap amalan yang dilakukan oleh seseorang akan dihitung sesuai dengan niatnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan amalan dengan niat yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT. terlebih dalam menjalankan ibadah puasa sepanjang bulan Ramadhan ini.

Yang Kedua, Ilmu; dalam menjalankan ibadah puasa kita harus tahu syarat rukunnya, kita harus tahu wajib dan sunnahnya, kita harus tahu hal-hal yang dapat membatalkan puasa maupun yang menghilangkan atau merusak pahala puasa, seperti berbicara dengan kata-kata kasar, berbohong, atau melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat.

Dengan memiliki pengetahuan atau ilmu tentang hal-hal tersebut, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan benar dan mendapatkan pahala yang maksimal dari Allah SWT.

Yang Ketiga; Meninggalkan hal-hal yang sia-sia

Salah satu hal yang harus di jaga dalam menjalankan ibadah puasa adalah meninggalkan hal-hal yang sia-sia. Beberapa hal yang harus dihindari atau ditinggalkan adalah; Menghindari perbuatan yang tidak berguna atau tidak penting seperti menghabiskan waktu dengan bermain game atau menonton televisi secara berlebihan, menghindari makan dan minum yang berlebihan saat berbuka puasa, menghindari tidur atau rebahan sepanjang waktu saat menjalankan ibadah puasa, dan lain sebagainya. Sebaiknya kita harus memperbanyak ibadah seperti shalat sunnah, membaca Al-Quran, dan dzikir sebagai penyempurna ibadah puasa.

Keempat: Menghidupkan malam-malam Ramadhan itu dengan Ibadah Kepa Allah

Diantarnya adalah sholat tarwih jangan sampai ketinggalan, sedekah,  memperbanyak tadarus qur’an, berzikir, sholat tahajud dan ibadah-ibadah sunnah liannya. Dengan demikina Ramadhan kita akan terisi dengan amal shalih yang akan menjadikan sempurnanya ibadah kita. Dan dengan ibadah puasa yang sempurna itulah kita akan mendapatkan derajat Taqwa dari Allah Swt.

Ma’ashiralmuslimin Rahimakumullah

Oleh karena itu,  Mari kita isi bulan Ramadhan ini dengan berbagai aktivitas ibdah kepada Allah, dengan niat yang ikhlas lillahita’ala, sehingga ibadah puasa kita mampu menghantarkan kita menjadi insan-insan yang muttaqin, manusia yang bertaqwa, manusia yang muliya di sisi Allah SWT. aamiin ya rabbal alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فىِ اْلقُرأنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الاٰيَاتِ وَالذِّكْرَ اْلحَكِيْمِ، وَ تَقَبَّلَ مِنيِّ وَ مِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الَسمِيْعُ اْلعَلِيْمُ